UINSA Newsroom, Selasa (7/6/2016); Menulis
selayaknya bukan lagi hal yang asing bagi kalangan akademisi, tak
terkecuali mahasiswa. Namun menghidupkan budaya literasi itu sebagai
sebuah kebiasaan nyatanya masih menjadi kendala. Tak sedikit mahasiswa
yang justru gusar menghadapi tugas akademisi yang mengharuskan mereka
bergelut dengan kata. Seperti halnya membuat makalah, paper, hingga
skripsi.
Menanggapi hal itu, Komunitas Studi Ekonomi Islam yang tergabung dalam Sharia Economic Studies Center (SEDiC)
Sunan Ampel bekerja sama dengan Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Syariah dan Hukum (Dema FSH) mengadakan sebuah acara bertajuk “To Improve Islamic Economy Through Paper Research. Bertempat
di Aula FSH gedung A.3 lantai empat, acara tersebut dihadiri sekitar 60
peserta yang terdiri dari mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya semester
II hingga VI.
Acara yang diselenggarakan pada akhir pekan, Sabtu, 4 Mei
2016 tersebut menghadirkan dua pembicara. Yaitu Nur Hayati, S.I.Kom,
Pemimpin Redaksi Lembaga Pers Mahasiswa Solidaritas Demisioner (2012)
UIN Sunan Ampel Surabaya dan Mhd. Handika Surbakti, Founder Young Islamic Economist Association (YIEA).
Nur
Hayati dalam kesempatan awal paparannya mengaku terkejut diminta mengisi
acara tersebut. Terutama ketika secara resmi mendapat undangan
kegiatan yang salah satu penyelenggaranya adalah Dema FSH. “Kegiatan
dengan tema serupa akan biasa jika diadakan, LPM misalnya. Karena itu
sudah menjadi bagian dari passion kegiatan mereka. Tapi budaya literer dikawal organisasi pergerakan, itu adalah hal yang excited bagi saya,” ujar Nur Hayati mengapresiasi.
Nur
Hayati yang juga pernah menggeluti prosesi sebagai Wartawan Majalah
Derap Desa tersebut berbagi pengalaman terkait teknik kepenulisan.
Seperti pengenalan jenis-jenis karya tulis ilmiah hingga berbagai trik
memulai kepenulisan. Nur Hayati menjelaskan, menulis pada dasarnya bukan
hal yang sulit untuk dilakukan. Apalagi bagi kalangan akademisi seperti
halnya mahasiswa. “Satu hal yang harus kita ketahui, menulis itu bukan
bakat tapi keahlian yang bisa dilatih. Tidak ada orang yang terlahir
sebagai penulis. Siapapun bisa menjadi penulis atau minimal bisa
menulis, tinggal apakah kita punya kemauan untuk itu atau tidak,” ujar
Nur Hayati memberi motivasi.
Mhd.
Handika Surbakti dalam kesempatan selanjutnya, banyak membahas terkait
tema-tema menarik di bidang ekonomi syariah. Tema-tema tersebut, menurut
Handika, masih cukup menarik sebagai bahan kajian yang juga bisa
menjadi inspirasi dalam pembuatan makalah ataupun skripsi. Pria berambut
keriting yang juga merupakan salah satu senior di FSH tersebut juga
berbagi motivasi kepada peserta yang hadir. “Ada banyak tema menarik
yang bisa diangkat dalam pembuatan paper. Bahkan beberapa universitas
ternama juga menyediakan program dalam pendidikan Ekonomi Syariah dan
berbasis beasiswa. Jadi jangan pernah pantang menyerah dalam menjalankan
kuliah,” pesan Handika sembari menunjukkan beberapa foto kegiatannya
ketika di delegasikan ke luar negeri.
Terkait
penyelenggaraan acara, Fatoni, Ketua Dema FSH berharap, kedepan
mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya khususnya mahasiswa FSH akan lebih
memahami bagaimana proses pembuatan paper yang baik dan benar. Termasuk
tumbuhnya budaya kepenulisan di kalangan mahasiswa dan civitas akademika
UIN Sunan Ampel pada umumnya. Dalam kesempatan yang sama, Reza Maulana,
mahasiswa semester 6 yang merupakan salah satu peserta acara Paper
Workshop tersebut mengaku sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Kendati diadakan di akhir pekan dan menjelang Bulan Puasa Ramadhan.
Dimana sebagian besar mahasiswa seringkali memilih mudik.
“Saya
berharap dengan terselenggaranya acara ini mampu menggenjot semangat
mahasiswa dalam menulis. Acara-acara seperti ini seharusnya dapat
terselenggara dengan konsisten agar mampu menciptakan bibit-bibit
mahasiswa yang cinta dan mau bergelut dengan dunia kepenulisan”
pungkasnya. (Rubeth/HES)
Referensi: http://www.uinsby.ac.id/news/id/12524/membangun-budaya-menulis-mahasiswa
0 komentar:
Posting Komentar