Saat ini kemarau panjang sedang
menimpa negeri ini, memaksa para warga tak banyak berlalu lalang diluar rumah.
Mereka sadar bahwa diluar, cuaca sedang panas-panasnya, terutama di kota
Surabaya. Kota padat penduduk, yang semakin membuat daerah ini menjadi sempit
dan udara semakin panas. Akhir-akhir ini Surabaya memang terasa berbeda, udara
tak lagi sesejuk dulu, saat masih banyak pohon-pohon rindang. Dan kini pohon-pohon
itu sudah menjadi gedung-gedung megah berbintang.
Musim kemarau kali ini terasa amat
panjang bagi penduduk kota Surabaya, bagaimana tidak hujan yang di
tunggu-tunggu pada awal November kemarin belum juga turun, hanya awan mendung
saja yang menyelimuti. Tetapi ada sebagian orang yang jusru memanfaatkan
keadaan ini. Bagi para pedangan kaki lima (PKL), keadaan ini sangat
mengungtungkannya dengan menjual dagangan yang dapat menghilangkan dahaga,
misalnya menjual Es. Dagangan mereka laris manis terjual dengan waktu yang tak
begitu lama, pasalnya cuaca Surabaya saat ini serasa membakar penduduknya,
sehingga warga cepat mengalami dehidrasi. Suhu ekstrem kota ini mencapai 36,5º
Celcius, suhu yang jarang dijumpai dikota-kota besar di Indonesia.
Selain faktor alam yang
mempengaruhi, faktor dari manusia juga tak bisa dikesampingkan begitu saja.
Pertama, adalah polusi kendaraan yang menyebabkan lapisan ozon di permukaan
bumi menjadi terkikis sedikit demi sedikit. Padahal fungsi ozon sangat penting
dalam kehidupan manusia di bumi. Ozon stratosfir
baik bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena dapat menyerap
radiasi ultraviolet (UV-B) yang berasal dari matahari. Apabila tidak diserap
oleh molekul ozon stratosfir, maka UV-B akan sampai ke permukaan bumi dalam
jumlah yang membahayakan kehidupan. Bagi manusia, bila tingkat paparan terhadap
UV-B meningkat, maka resiko terkena penyakit kanker kulit, katarak mata, dan
menurunnya kekebalan tubuh akan meningkat pula.
Kedua,
adalah pembangunan gedung-gedung bertingkat yang mengakibatkan lahan
penghijauan semakin tekikis habis, kawasan green zone tak lagi semelimpah dulu,
sehingga udara panas tak mampu diserap oleh tumbuhan-tumbuhan yang ada dan
memperbesar efek rumah kaca.
Efek
rumah kaca ini mengakibatkan cuaca menjadi lebih panas, seharusnya ada
kebijakan dari pemerintah untuk meminimalisir angka pembangunan di kawasan
padat penduduk, dan membuka lahan terbuka hijau. Lahan ini nantinya diharapkan
akan memberikan sedikit perubahan suhu dan meminimalisir cuaca ekstrem yang
kini menimpa kota Surabaya.
Peran
pemerintah dalam mengurangi tingkat cuaca ekstrem ini sangatlah penting, selain
itu peran masyarakat juga berdampak besar pada keselarasan tujuan bersama.
Berikut adalah salah satu peran dari kedua kubu untuk mengurangi tingkat cuaca
ekstrem di Surabaya.
Pertama,
penanaman kembali adalah salah satu solusi untuk mengatasi kemarau panjang ini,
lahan-lahan yang akan jadi gedung-gedung megah itu seharusnya menjadi sebuah
green zone untuk kawasan hijau di kota Surabaya. Memang taman-taman kini sudah
mulai di bangun oleh pihak Pemkot, namun itu tidak cukup untuk wilayah sebesar
Surabaya, belum lagi daerah terpencil yang jauh dari kota, juga yang rumahnya
dekat dengan tempat pembuangan sampah, dan yang tempat tinggalnya dekat dengan
pesisir laut. Mereka sangat membutuhkan green zone itu untuk mengurangi cuaca
ekstem saat musim kemarau tiba.
Pemerintah
seharusnya dapat mengedukasi masyarakat lewat acara social yang disitu
diselipkan tema menanam seribu pohon untuk Surabaya. Sehingga nantinya
masyarakat juga akan tergerak mengaplikasikannya di masing-masing rumah mereka
untuk menanam benih-benih pohon atau tanaman hias untuk meminimalisir tingkat
cuaca ekstrem di Surabaya.
Kedua,
mengoptimalkan fungsi air bersih sebaik mungkin, karena kita tahu bahwa saat
kemarau tiba air bersih sulit untuk didapat. Karena banyak sumur-sumur yang
mengering, sehingga menyulitkan warga untuk mencari air bersih.
Maka
pemerintah lagi-lagi harus berperan aktif ditengah-tengah masyarakat lewat
bantuan air bersih di tempat-tempat yang kekurangan sumber air. Juga dapat
memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk dapat mengoptimalkan air yang
tersisa seoptimal mungkin.
Sehingga
Surabaya tak semakin membakar para penduduk nya lewat kemarau yang tak
berkesudahaan. Dan warga juga bisa melalui kemarau tahun depan dengan
persiapan-persiapan matang. Dan tentunya kita semua berharap akan turun hujan
dalam waktu dekat ini.
Oleh; Riza Ahmad
Zaini
Sumber