Selasa, 04 Oktober 2016

Masalah Sampah Kian Merebah


Barang ini selalu saja ada di dekat kita, tak terlepas waktu dan tempat. Iya, sampah namanya. Lagi-lagi menjadi persoalan yang sulit dipecahkan, oleh masyarakat ataupun sekelas pemerintah. Namun tak jarang juga sebagian kalangan memanfaatkannya menjadi barang-barang daur ulang, ataupun kerajinan tangan. Dalam beberapa decade belakangan, sampah menjadi sorotan public yang tak usang dimakan zaman. Setiap kali diberitakan menggundang masyarakat untuk mengemukakan suaranya.

Sampah seakan menjadi barang kekal yang masih laku untuk diperbincangkan, baik dari kalangan bawah hingga atas. Pemerintah seakan bungkam akan dikemanakan sampah yang menggunung di TPS-TPS kumuh itu. Sudah waktunya kita membuka pikiran, untuk mencari jalan keluar bersama-sama. Tidak memandang status dan tahta, semua bisa berbicara menyampaikan pendapatnya.

Indonesia butuh orang-orang kreatif, yang dapat mengubah sampah bernilai berharga. Yang dapat membantu menyelesaikan masalah Negara, yang mampu merubah cara pandang paradigma bahwa sampah itu bukan sekedar barang tak berguna, namun juga bermanfaat bagi dirinya.

Beberapa dampak negative yang ditimbulkan oleh sampah  adalah:

Pertama, sampah dapat menyebabkan banjir. Telah terbukti sejak dulu, bahwa sampah yang menumpuk di kali dapat menghambat aliran air, yang menyebabkan meluapnya kali. Contoh yang kongkit, kita melihat Ibu kota Jakarta, yang menjadi langganan banjir jika musim hujan tiba. Seakan menjadi biasa, jika musim penghujan tiba, dipastika Ibu kota akan terkena imbasnya.

Hingga kini pemerintah DKI Jakarta masih mengupayakan agar tidak ada banjir lagi, lewat pengerukan kali, penggusuran rumah-rumah liar dibantaran kali dan membangun gorong-gorong. Semua itu hanya untuk menanggulangi banjir yang seakan menjadi langganan.

Kedua, sampah dapat menyebabkan pemanasan global. Karena sampah dapat menghasilkan gas metan (CH4) yang dapat merusak atmosfer bumi. Rata-rata tiap satu ton sampah menghasilkan 5 kg gas metan. Sudah bisa dibayangkan sudah berapa ribu ton sampah yang dibuang dan menghasilkan gas metan.

Ketiga, diare, kolera dan tifus, menyebar dengan cepat karena virus yang diakibatkan oleh tumpukan sampah. Dan juga dapat mengotori air yang ada di dalam tanah.
Penanggulangan sampah

Sampah dapat menimbulkan banyak bahaya bagi kesehatan manusia juga lingkungan sekitar, itu sebabnya pengolahan sampah harus di perhatikan betul oleh pemerintah. Tidak sebatas itu, sampah yang masih bisa di pakai dan bernilai jual hendaknya dipisahkan saat masa awal pembuangan, sehingga tidak sia-sia. Yang kita biasa jumpai, sampah kering untuk tong yang berisikan hanya khusus sampah kering dan sampah basah, yang di khususkan pula untuk sampah yang basah.

Pengolahan sampah tentu akan berdampak juga dalam memecahkan masalah Negara, ini  beberapa langkah-langkah pengolahan sampah yang biasa kita jumpai. Prinsip ini sering dikenal dengan 3R yaitu:             

@Reduce (mengurangi), meminimalisasi barang yang kita pergunakan, semakin banyak barang yang kita gunakan maka semakin banyak pula sampah yang kita hasilkan.

@Reuse (menggunakan kembali), mullailah menggunakan barang-barang yang bukan sekali pakai, sehingga barang tersebut masih bisa dipergunakan jangka panjang. Dan meminimalisir sampah yang kita hasilkan.

@Recycle (mendaur ulang), memanfaatkan barang-barang yang masih bisa di pakai, dengan cara di daur ulang, sekarang ini masih banyak industry informal dan rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang yang bernilai jual.

Menurut data yang ada, sampah yang dihasilkan Indonesia secara keseluruhan mencapai 175.000 ton perhari atau 0,7 kilogram per orang. Sayangnya, pada 2014, data statistik pemerintah mencatat bahwa Indonesia menduduki Negara penghasil sampah plastik kedua terbesar di dunia setelah china.

Ini menjadi masalah serius ketika permasalahan ini belum mencapai titik terang. Jumlah sampah di Indonesia akan terus meningkat jika penanganan sampah belum serius. Diprediksi, pada 2019, produksi sampah di Indonesia akan menyentuh 67,1 juta ton per tahun.
Oleh : Zain