Barang
ini selalu saja ada di dekat kita, tak terlepas waktu dan tempat. Iya, sampah
namanya. Lagi-lagi menjadi persoalan yang sulit dipecahkan, oleh masyarakat
ataupun sekelas pemerintah. Namun tak jarang juga sebagian kalangan
memanfaatkannya menjadi barang-barang daur ulang, ataupun kerajinan tangan.
Dalam beberapa decade belakangan, sampah menjadi sorotan public yang tak usang
dimakan zaman. Setiap kali diberitakan menggundang masyarakat untuk
mengemukakan suaranya.
Sampah
seakan menjadi barang kekal yang masih laku untuk diperbincangkan, baik dari
kalangan bawah hingga atas. Pemerintah seakan bungkam akan dikemanakan sampah
yang menggunung di TPS-TPS kumuh itu. Sudah waktunya kita membuka pikiran,
untuk mencari jalan keluar bersama-sama. Tidak memandang status dan tahta,
semua bisa berbicara menyampaikan pendapatnya.
Indonesia
butuh orang-orang kreatif, yang dapat mengubah sampah bernilai berharga. Yang
dapat membantu menyelesaikan masalah Negara, yang mampu merubah cara pandang
paradigma bahwa sampah itu bukan sekedar barang tak berguna, namun juga
bermanfaat bagi dirinya.
Beberapa
dampak negative yang ditimbulkan oleh sampah adalah:
Pertama,
sampah dapat menyebabkan banjir. Telah terbukti sejak dulu, bahwa sampah yang
menumpuk di kali dapat menghambat aliran air, yang menyebabkan meluapnya kali.
Contoh yang kongkit, kita melihat Ibu kota Jakarta, yang menjadi langganan
banjir jika musim hujan tiba. Seakan menjadi biasa, jika musim penghujan tiba,
dipastika Ibu kota akan terkena imbasnya.
Hingga
kini pemerintah DKI Jakarta masih mengupayakan agar tidak ada banjir lagi,
lewat pengerukan kali, penggusuran rumah-rumah liar dibantaran kali dan
membangun gorong-gorong. Semua itu hanya untuk menanggulangi banjir yang seakan
menjadi langganan.
Kedua,
sampah dapat menyebabkan pemanasan global. Karena sampah dapat menghasilkan gas
metan (CH4) yang dapat merusak atmosfer bumi. Rata-rata tiap satu ton sampah
menghasilkan 5 kg gas metan. Sudah bisa dibayangkan sudah berapa ribu ton
sampah yang dibuang dan menghasilkan gas metan.
Ketiga,
diare, kolera dan tifus, menyebar dengan cepat karena virus yang diakibatkan
oleh tumpukan sampah. Dan juga dapat mengotori air yang ada di dalam tanah.
Penanggulangan
sampah
Sampah
dapat menimbulkan banyak bahaya bagi kesehatan manusia juga lingkungan sekitar,
itu sebabnya pengolahan sampah harus di perhatikan betul oleh pemerintah. Tidak
sebatas itu, sampah yang masih bisa di pakai dan bernilai jual hendaknya
dipisahkan saat masa awal pembuangan, sehingga tidak sia-sia. Yang kita biasa
jumpai, sampah kering untuk tong yang berisikan hanya khusus sampah kering dan
sampah basah, yang di khususkan pula untuk sampah yang basah.
Pengolahan
sampah tentu akan berdampak juga dalam memecahkan masalah Negara, ini beberapa langkah-langkah pengolahan sampah
yang biasa kita jumpai. Prinsip ini sering dikenal dengan 3R yaitu:
@Reduce
(mengurangi), meminimalisasi barang yang kita pergunakan, semakin banyak barang
yang kita gunakan maka semakin banyak pula sampah yang kita hasilkan.
@Reuse
(menggunakan kembali), mullailah menggunakan barang-barang yang bukan sekali
pakai, sehingga barang tersebut masih bisa dipergunakan jangka panjang. Dan
meminimalisir sampah yang kita hasilkan.
@Recycle
(mendaur ulang), memanfaatkan barang-barang yang masih bisa di pakai, dengan
cara di daur ulang, sekarang ini masih banyak industry informal dan rumah
tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang yang bernilai jual.
Menurut data yang ada, sampah yang dihasilkan
Indonesia secara keseluruhan mencapai 175.000 ton perhari atau 0,7 kilogram per
orang. Sayangnya, pada 2014, data statistik pemerintah mencatat bahwa Indonesia
menduduki Negara penghasil sampah plastik kedua terbesar di dunia setelah
china.
Ini
menjadi masalah serius ketika permasalahan ini belum mencapai titik terang.
Jumlah sampah di Indonesia akan terus meningkat jika penanganan sampah belum
serius. Diprediksi, pada 2019, produksi sampah di Indonesia akan menyentuh 67,1
juta ton per tahun.
Oleh : Zain