Senin, 13 Juni 2016

KEBANGKITAN MENUJU PERUBAHAN


UINSA Newsroom, Jumat (20/05/2016); Berdirinya Boedi Oetomo sebagai sebuah organisasi modern pada tahun 1908 menjadi salah satu inspirasi munculnya sumber daya manusia Indonesia yang terdidik, memiliki jiwa nasionalisme kebangsaan dan cita-cita mulia untuk melepasakan diri dari panjajahan. Dengan tampilnya sumber daya manusia yang unggul inilah semangat kebangkitan nasional dimulai.

Inspirasi ini sekaligus melatar belakangi adanya peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang digelar pada tanggal 20 Mei setiap tahunnya. Tahun ini, peringatan serupa juga digelar dengan mengusung tema, ‘Mengukir makna kebangkitan nasional dengan mewujudkan Indonesia yang bekerja nyata, mandiri dan berkarakter’.

Di UIN Sunan Ampel Surabaya, suasana pagi di Hari Jumat yang biasa berlalu tanpa adanya Apel pagi, pada 20 Mei 2016 menyuguhkan sesuatu yang berbeda. Berlokasi di depan Gedung Twin Tower UIN Sunan Ampel Surabaya, Upara Peringatan Harkitnas Ke-108 digelar dengan penuh khidmat. Dengan berseragam Batik Biru Korpri, segenap Pimpinan, dosen, tenaga kependidikan, serta pegawai UIN Sunan Ampel Surabaya menyatukan barisan dalam upacara yang digelar sejak pukul 7.30 WIB tersebut.

Dibuka dengan pengibaran Bendera Merah Putih yang diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya, upacara dipimpin Wakil Dekan III Fakultas Dakwah, Dr. Ali Nurdin, S.Ag, M.Si. Dalam sambutannya membacakan sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Rudiantara, dipaparkan sejarah lahirnya semangat revolusi Bangsa Indonesia melalui Boedi Oetomo.

“Sejak diproklamirkannya kemerdekaan, kita bangsa Indonesia telah berjanji dan berketetapan hati bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini adalah harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar lagi dalam kondisi dan keadaan apapun,” tutur Menteri Rudiantara.

NKRI, menurut Menteri Rudi, adalah negara demokrasi berlandasakan Ideologi Pancasila yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan adat istiadat yang hidup di tengah masyarakat. Menjadi kewajiban seluruh komponen bangsa Indonesia secara konsisten untuk menjaga, melindungi dan memelihara tegaknya NKRI dari gangguan apapun Baik dari dalam maupun dari luar dengan cara menerapkan prinsip dan nilai-nilai nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari.

“Komitmen terhadap NKRI ini penting saya tegaskan kembali pada upacara peringatan Harkitnas ke-108 ini. Mengingat setelah sekian lama berdiri sebagai bangsa, ancaman, dan tantangan akan keutuhan NKRI tidak selangkah pun surut. Bahkan melalui kemajuan teknologi digital, ancaman radikalisme dan terorisme, misalnya, mendapat medium baru untuk penyebaran paham dan praktiknya,” tegas Menteri Rudiantara.

Selain itu, menurut beliau, Indonesia saat ini juga menghadapi permasalahan ketahanan bangsa secara kultural. Munculnya kekerasan dan pornografi, misalnya. Terutama yang terjadi pada generasi yang masih sangat belia, adalah satu dari beberapa permasalahan yang akhir-akhir ini mengemuka dan memprihatinkan. Lagi-lagi, medium baru teknologi digital berperan penting dalam penyebaran informasi, baik positif maupun negatif, secara cepat dan massif.

Oleh sebab itu, Beliau memandang penting tema yang diangkat pada peringatan Harkitnas tahun 2016 tersebut. Sebab tema tersebut menunjukkan betapa Bangsa Indonesia ingin menunjukkan bahwa tantangan apapun yang dihadapi saat ini harus dijawab dengan memfokuskan diri pada kerja nyata secara mandiri dan berkarakter.

Tema tersebut juga dianggap memiliki penekanan pada dimensi internasional yang terpusat pada pemahaman bahwa saat ini Indonesia dihadapkan dalam kompetisi global. Sebagai satu kesatuan, mau tak mau Bangsa Indonesia harus bangkit untuk menjadi bangsa yang kompetitif. Pada aspek-aspek kerja nyata, kemandirian, dan karakterlah terletak kunci untuk memenangkannya.
Untuk itu, Menteri Rudiantara berpesan kepada segenap pemangku kebijakan, agar terus berupaya menyelenggarakan proses-proses kebijakannya secara lebih efisien. “Mari pangkas segala proses pelayanan yang berbelit-belit dan berkepanjangan tanpa alasan jelas. Mari bangun proses-proses yang lebih transparan. Mari berikan layanan tepat waktu sesuai jangka waktu yang telah dijanjikan,” ajak Menteri Rudiantara.
Sebuah kalimat menggugah pun secara khusus dikutip Menteri Rudiantara dari Proklamator dan presiden pertama RI, Ir Soekarno, ‘Membangun suatu negara, membangun ekonomi, membangun teknik, membangun pertahanan, adalah pertama-tama dan pada tahap utamanya membangun jiwa bangsa. Tentu saja keahlian adalah perlu, tetapi keahlian saja tanpa dilandaskan pada jiwa yang besar, tidak akan dapat mungkin mencapai tujuannya’.

Mengakhiri sambutannya, Menteri Rudiantara berharap melalui Peringatan  Harkitnas Ke-108 tahun 2016 tersebut juga akan mempengaruhi semangat trisakti: berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. “Jika kita konsisten, saya yakin jalan kemandirian Insyaallah akan membawa bangsa ini mengalami kebangkitan yang selanjutnya, yaitu menjadi bangsa yang lebih jaya dan kompetitif dalam kancah internasional,” pungkas Menteri Rudiantara. (Nur/Humas)

Referensi: http://www.uinsby.ac.id/news/id/12519/kebangkitan-menuju-perubahan

0 komentar:

Posting Komentar